Tri Rismaharini menantang inkumben Khofifah Indar Parawansa pada PILKADA JATIM 2024 |
Baihaki Siradj, Direktur Acurrate Research and Consulting Indonesia (Arci), menyatakan bahwa ada kesempatan bagi Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma untuk menantang Khofifah Indar Parawansa yang saat ini menjabat sebagai kepala daerah Jawa Timur pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2024.
Menurut Baihaki, hasil survei baru-baru ini menunjukkan bahwa Khofifah memiliki elektabilitas yang paling tinggi dibandingkan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Risma, yang merupakan pesaing terdekatnya.
Menurut Baihaki yang dihubungi pada Minggu, 31 Maret 2024, jika Risma bergabung dengan PKB, ini dapat menjadi keuntungan dalam menghadapi lawan politik Khof ifah-Emil Dardak.an bangsa (PKB) di Jawa Timur, menurut Baihaki.
Dengan demikian, ketika dua partai politik yang diwajibkan pada nasionalisme dan memiliki pegangan agama yang moderat bekerja sama akan menjadi tantangan bagi Khofifah dan Emil Dardak.upa.awa Timur atau tidak.
Setelah hasil survei Arci yang dirilis pada Kamis, 28 Maret 2024, muncul kaitan antara Pilkada Jawa Timur dengan Cak Imin ,5 persen, sedangkan Muhaimin memiliki tingkat popularitas sebesar 17,2 persen.
Anwar Sadad yang menjabat Ketua Gerindra Jawa Timur memiliki tingkat popularitas sebesar 10,5 persen, Sarmuji, Ketua Golkar Jawa Timur, memiliki tingkat popularitas sebesar 8,2 persen, dan mantan Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi, memiliki tingkat popularitas sebesar 8,1 persen.7 persen.
Meskipun demikian, menurut Baihaki, jika PDIP bekerja sama dengan PKB untuk menghadapi petahana tersebut, hal tersebut tetap akan membagi suara dari anggota calon Nahdlatul Ulama. Tentu saja tak dapat dihindari bahwa suara NU akan setara jika PKB memiliki kandidatnya sendiri. Dikarenakan berapa banyak warga Nahdliyin akan mendukung Bu Khofifah, sedangkan sebagian lainnya akan mendukung calon yang didukung PKB,” kata Baihaki Aribowo, seorang pengamat politik dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Universitas Airlangga, menyatakan.Maka, Risma masih memiliki kesempatan untuk didukung oleh PDIP agar dapat bersaing dengan Ketua Umum Muslimat NU tersebut.lanjutnya, menuurut Aribowo, hal tersebut bisa berdampak sedikit atau banyak terhadap keberhasilan mantan Wali Kota Surabaya yang menjabat selama dua periode dalam Pilkada Jawa Tim ur.
Sebab pada saat ini, keterkaitan antara PDIP dan Jokowi telah mengalami kekacauan.Pada masa lalu, ketika PDIP dan Istana, yang diwakili oleh Jokowi, masih bekerja sama dengan baik, masalah basis material PDIP tidak menjadi masalah.Namun, dalam situasi seperti ini, ditemukan sumber bahan bakunya cukup sulit.Apakah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mendukung pencalonan Risma secara finansial?
Menurut Baihaki, hasil survei baru-baru ini menunjukkan bahwa Khofifah memiliki elektabilitas yang paling tinggi dibandingkan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Risma, yang merupakan pesaing terdekatnya.
Menurut Baihaki yang dihubungi pada Minggu, 31 Maret 2024, jika Risma bergabung dengan PKB, ini dapat menjadi keuntungan dalam menghadapi lawan politik Khof ifah-Emil Dardak.an bangsa (PKB) di Jawa Timur, menurut Baihaki.
Dengan demikian, ketika dua partai politik yang diwajibkan pada nasionalisme dan memiliki pegangan agama yang moderat bekerja sama akan menjadi tantangan bagi Khofifah dan Emil Dardak.upa.awa Timur atau tidak.
Setelah hasil survei Arci yang dirilis pada Kamis, 28 Maret 2024, muncul kaitan antara Pilkada Jawa Timur dengan Cak Imin ,5 persen, sedangkan Muhaimin memiliki tingkat popularitas sebesar 17,2 persen.
Anwar Sadad yang menjabat Ketua Gerindra Jawa Timur memiliki tingkat popularitas sebesar 10,5 persen, Sarmuji, Ketua Golkar Jawa Timur, memiliki tingkat popularitas sebesar 8,2 persen, dan mantan Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi, memiliki tingkat popularitas sebesar 8,1 persen.7 persen.
Meskipun demikian, menurut Baihaki, jika PDIP bekerja sama dengan PKB untuk menghadapi petahana tersebut, hal tersebut tetap akan membagi suara dari anggota calon Nahdlatul Ulama. Tentu saja tak dapat dihindari bahwa suara NU akan setara jika PKB memiliki kandidatnya sendiri. Dikarenakan berapa banyak warga Nahdliyin akan mendukung Bu Khofifah, sedangkan sebagian lainnya akan mendukung calon yang didukung PKB,” kata Baihaki Aribowo, seorang pengamat politik dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Universitas Airlangga, menyatakan.Maka, Risma masih memiliki kesempatan untuk didukung oleh PDIP agar dapat bersaing dengan Ketua Umum Muslimat NU tersebut.lanjutnya, menuurut Aribowo, hal tersebut bisa berdampak sedikit atau banyak terhadap keberhasilan mantan Wali Kota Surabaya yang menjabat selama dua periode dalam Pilkada Jawa Tim ur.
Sebab pada saat ini, keterkaitan antara PDIP dan Jokowi telah mengalami kekacauan.Pada masa lalu, ketika PDIP dan Istana, yang diwakili oleh Jokowi, masih bekerja sama dengan baik, masalah basis material PDIP tidak menjadi masalah.Namun, dalam situasi seperti ini, ditemukan sumber bahan bakunya cukup sulit.Apakah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mendukung pencalonan Risma secara finansial?