Sidang Darurat atas Permintaan Israel Perihal Serangan Iran |
Setelah mengungkapkan kekhawatiran terhadap PBB tentang tindakan anti-Semitisme, Israel meminta dukungan dari Dewan Keamanan PBB terkait serangan yang dilancarkan oleh Iran pada tanggal 14 April 2024. Gilad Erdan, Duta Besar Israel untuk PBB, menggambarkan bahwa serangan dengan pesawat tak berawak dan ratusan rudal dari Teheran ke Israel merupakan sebuah ancaman signifikan terhadap stabilitas perdamaian dan keamanan dunia.
Pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa `PBB` dijadwalkan pada hari Minggu pukul 23:00 waktu Israel, sebagai tanggapan terhadap permintaan Israel untuk mengutuk serangan Iran dan mengklasifikasikan Korps Garda Revolusi Iran sebagai sebuah kelompok teroris. Pejabat Iran memberi peringatan bahwa akan ada konsekuensi yang lebih serius jika Israel menggempur balik. Serangan yang dilakukan oleh Iran terhadap Israel akan memicu konflik meluas di berbagai sektor. Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, menuliskan dalam sebuah posting di `X` bahwa Serangan Iran merupakan ancaman yang serius terhadap perdamaian dan keamanan global.
Ia berharap Dewan Keamanan dapat menggunakan semua cara yang tersedia untuk mengambil langkah konkret terhadap Iran. Pada Sabtu malam, Iran melancarkan serangkaian drone yang tidak berawak yang memiliki kemampuan untuk meledak dan menembakkan rudal ke Israel. Tindakan ini merupakan serangan langsung pertama Iran terhadap wilayah Israel. Iran berpotensi mengalami peningkatan eskalasi yang signifikan karena Amerika Serikat telah berkomitmen untuk memberikan dukungan yang kuat kepada Israel.
Daniel Hagari, juru bicara angkatan bersenjata Israel, menyatakan bahwa Iran telah mengirimkan banyak rudal darat ke Israel, namun sebagian besar di antaranya berhasil dicegat sebelum mencapai perbatasan negara tersebut. Itu meliputi lebih dari 10 rudal jelajah. Pada tanggal 14 April 2024, Hagari melaporkan bahwa Iran telah berhasil menghancurkan lebih dari 200 drone dan rudal dan merusak secara ringan sebuah fasilitas militer Israel.
Berita mengenai permintaan Israel kepada PBB untuk membantu mengatasi serangan Iran mungkin terdengar menggelitik. Ini karena sebelumnya diketahui bahwa Israel pernah mengatakan bahwa PBB memiliki sikap anti-Semitisme. Pernyataan ini timbul setelah adopsi resolusi terkini mengenai situasi gencatan senjata di Gaza, yang mendapatkan dukungan dari 14 negara anggota Dewan Keamanan PBB pada tanggal 25 Maret 2024 yang lalu. Saat mendekati dimulainya pertemuan DK PBB Pada tanggal 25 Maret, PM Benjamin Netanyahu memerintahkan pembatalan perjalanan representatifnya ke Gedung Putih, yang seharusnya membahas strategi untuk melancarkan serangan di Rafah, bagian selatan Gaza.
Kantor perwakilan Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka tidak menggunakan hak veto mereka hari ini terhadap teks baru yang menyerukan penghentian senjata tanpa syarat dan pembebasan para sandera. Pernyataan ini semakin diperkuat oleh kalimat yang terucap, yaitu "perubahan yang jelas dari posisi kuat Amerika Serikat sejak awal perang," dikutip dari sumber `ajnet.me`. Mereka juga mengungkapkan bahwa keputusan yang diambil hari ini memberikan harapan kepada Hamas bahwa tekanan internasional akan membuat Israel menerima gencatan senjata tanpa membebaskan sandera kami, yang pada gilirannya akan merugikan usaha perang dan pembebasan sandera.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengungkapkan pandangan bahwa resolusi yang diadopsi oleh Dewan Keamanan menunjukkan bahwa PBB memiliki sentimen anti-Semitisme. Dia juga menyebut Sekretaris Jenderal PBB sebagai orang yang memiliki sikap anti-Semitisme. Gilad Erdan, perwakilan Israel di PBB, menggambarkan resolusi ini sebagai "tak bermoral".