Tri Rismaharini Namanya Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta, Bersaing dengan Ahok ! |
Menteri Sosial Tri Rismaharini, yang juga dikenal sebagai Risma, ikut masuk dalam daftar calon Gubernur DKI Jakarta. Namun, Risma menyatakan bahwa dia tidak mempunyai dana untuk mengikuti Pilkada. "Setelah acara Designer Summit di Gedung Aneka Bhakti Kemensos, Jakarta Pusat, pada Jumat 26 April 2024, Risma mengatakan bahwa ia tidak memiliki uang dan merasa takut untuk berbicara." Seorang politikus dari PDIP mengungkapkan bahwa dia tidak memiliki sumber dana saat mencalonkan diri dalam Pemilihan Walikota Surabaya.
Dukungan dan bantuan yang diterima dari warga adalah faktor yang membuatnya bersedia terlibat dalam Pilwalkot Surabaya. Sebelumnya, PDIP telah mengucapkan beberapa nama yang mungkin berpartisipasi dalam Pemilihan Gubernur Jakarta. Banyak anggota PDIP seperti Mensos Risma dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang memiliki nama yang terkait dengan partai ini. "Pada saat ini sedang berlangsung proses seleksi, namun dalam hal aset, PDI-Perjuangan memiliki jumlah yang cukup signifikan." Seperti contohnya Risma,
Prasetyo yang merupakan Ketua DPRD, kita juga memiliki banyak potensi yang sama. "Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Pantas Nainggolan mengungkapkan contohnya adalah Azwar Anas," ujar Pantas Nainggolan ketika ditemui di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 25 April 2024. Selain itu, ada beberapa calon gubernur DKI Jakarta yang juga mencalonkan diri dalam pemilihan, seperti mantan panglima TNI dan wakil ketua TPN Ganjar-Mahfud , Andika Perkasa, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Secara umum, partainya mempertimbangkan beberapa faktor saat membuat keputusan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga memiliki standar yang spesifik untuk calon Gubernur DKI yang akan didukung. Yaitu, individu tersebut harus memiliki tekad yang kuat dalam melaksanakan prinsip-prinsip ideologi pancasila. Selanjutnya, dapat memenuhi aspirasi yang dimiliki oleh Jakarta untuk masa depan. Meskipun Jakarta bukan lagi Ibu Kota, namun kota ini masih memiliki peran penting sebagai gambaran kecil Indonesia yang harus merefleksikan budaya Indonesia, persatuan, toleransi, dan lain-lain, ungkapnya.