Ini Alasannya dan Anggy Umbara Angkat Cerita Vina ke Layar Lebar

 

Ini Alasannya dan Anggy Umbara Angkat  Cerita Vina ke Layar Lebar

ALMI telah mengajukan laporan terhadap produser film Vina: Sebelum 7 Hari (2024) kepada Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Mereka mengklaim bahwa film yang didasarkan pada kasus pembunuhan Vina telah menciptakan kerusuhan di masyarakat serta berpotensi mempengaruhi jalannya penyidikan dan keputusan hakim. Menurut Mualim Bahar, Sekretaris Jenderal ALMI, Polda Jawa Barat masih sedang mengusut kasus pembunuhan Vina ketika film ini direkam. 


Meskipun demikian, ia berpendapat bahwa film Vina: Sebelum 7 Hari Ini memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi hasil penyidikan serta mempengaruhi pandangan majelis hakim saat memutuskan kasus tersebut. "Perlu dihindari agar film ini tidak menyebabkan manipulasi pendapat yang akhirnya dapat mempengaruhi rekan-rekan penyidik," ungkap Mualim saat berada di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, pada hari Selasa, 28 Mei 2024. Menurut Mualim, film-film yang diperkirakan akan menimbulkan keributan di masyarakat telah diberi sanksi berdasarkan peraturan hukum perfilman. 




Sanksi ini berarti film tersebut diambil dari peredaran. Di samping itu, dia mengkritik bahwa film ini melanggar ketentuan yang tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) mengenai penggunaan kata-kata yang menghasut kebencian. Dia menyoroti adanya pelanggaran hukum yang terjadi, sehingga perusahaan tempatnya bekerja melaporkan produser film tersebut ke Bareskrim. Namun demikian, Bareskrim tidak segera mengambil tindakan untuk memproses laporan tersebut. Bareskrim meminta ALMI untuk melapor terlebih dahulu film Vina: Sebelum 7 Hari kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). 


Namun, karena film belum ditayangkan di televisi, organisasi pengacara tersebut juga harus melaporkan film tersebut ke Lembaga Sensor Film (LSF) yang bertanggung jawab atas pengaturan penayangan film di bioskop. ALMI menyatakan bahwa mereka akan mengikuti petunjuk tersebut. Mualim menyatakan penghargaan terhadap upaya penyidik dalam menyelesaikan kasus pembunuhan Vina yang terus berlanjut setelah film tersebut dirilis. Dia mengungkapkan rasa kecewa karena film tersebut dapat digunakan untuk menggiring opini yang salah dengan menyebarkan cerita yang tidak akurat. Pegi Setiawan yang tengah dalam proses penyidikan, dia diberi contoh sebagai tersangka. Belakangan ini Pegi membantah terlibat dalam kasus ini. 


Sementara itu, sutradara Anggy Umbara memaparkan penyebabnya menerima penawaran untuk mengarahkan film ini yang diadaptasi dari cerita nyata ini, karena menurutnya produksi film ini akan memberikan manfaat dan menginspirasi masyarakat. Selanjutnya, Produser film Vina: Sebelum 7 Hari, Dheeraj Kalwani menjelaskan secara rinci tiga konsep utama yang ingin ditonjolkan dalam film Vina. Sudah terjadi lima pertemuan dengan keluarga (Vina) dan keluarga tersebut telah memberikan persetujuan karena terdapat tiga poin krusial yang ingin kita diskusikan dalam pembuatan film ini. Ada beberapa topik yang dibahas dalam film ini. 


Pertama, mencakup isu bully dan bahayanya di Indonesia. Kedua, membahas tentang banyaknya geng motor liar yang masih beroperasi tanpa tertangkap. Ketiga, membahas permasalahan dalam pergaulan. Oleh karena itu, menurut Dheeraj yang dikutip dari kanal Youtube CINEMA 21 pada tanggal 30 April 2024, pesan yang ada dalam tiga ini sangat mempengaruhi keluarga untuk dijadikan sebuah film. 


Sebelumnya, film Vina: Sebelum 7 Hari yang diarahkan oleh Anggy Umbara menciptakan kehebohan baru. Film ini berhasil membuat kasus pembunuhan Vina Cirebon menjadi viral lagi dan memicu keinginan polisi untuk menyelesaikan kasus tersebut dengan sepenuhnya. Menurut informasi yang dikutip dari akun Instagram @deecompany_official, pada hari ke-19 film ini telah berhasil menarik perhatian sebanyak 5.502.919 penonton. 



Post a Comment

Silahkan Berikan Komentar Anda !

Previous Post Next Post

Contact Form