Kegigihan penjual bakso bakar keliling asal Boyolali yang bisa naik haji

 

Kegigihan penjual bakso bakar keliling asal Boyolali yang bisa naik haji

Kisah Luqman Busroh, seorang pedagang keliling yang menjual bakso bakar di Dibal, Ngemplak, Boyolali, adalah bukti yang jelas bahwa kesabaran dan upaya keras pasti akan mendapat hasil yang memuaskan. Luqman, penduduk Lemahbang RT 003, RW 004 di Desa Dibal, dikenal sebagai orang yang tekun menyimpan sebagian uang hasil penjualannya setiap harinya, dengan jumlah bervariasi antara Rp50.000 dan Rp100.000. Pada akhir tahun 2012, Luqman mendaftarkan diri untuk pergi haji dengan memberikan uang sebesar Rp25 juta. Pada awal 2012, ia memulai bisnis jualan bakso bakar dan menyimpan hasilnya. Uang tersebut digunakan untuk membayar biaya pendaftaran haji. Saya adalah orang yang pertama kali menjual bakso bakar di sekitar area bandara Boyolali. Selama hampir satu tahun berbisnis bakso bakar, saya terus menyimpan uang untuk mendaftar menjadi jamaah haji," ungkapnya ketika ditemui di rumahnya. 




Saya adalah orang pertama yang menjual bakso bakar di sekitar area bandara. Saat bertemu, dia menjelaskan bahwa dalam hampir satu tahun menjalankan bisnis bakso bakar, dia secara konsisten menabung demi mendaftar untuk pergi haji. pada hari Selasa, tanggal 7 Mei 2024, di tempat tinggalnya. Luqman mengisahkan bahwa ia dianjurkan oleh orang tuanya untuk segera mendaftar haji karena waktu menunggu keberangkatan haji yang semakin tahun kian bertambah panjang. 


Tukang bakso bakar keliling di Boyolali yang telah mematuhi saran dari orangtuanya akhirnya berhasil melaksanakan ibadah haji pada usia yang masih relatif muda dan sehatnya, yaitu 35 tahun. Setelah membayar biaya pendaftaran haji, dia tidak berhenti mengumpulkan uang. Seorang ayah yang memiliki lima anak mengungkapkan bahwa dia secara teratur menabung uang untuk persiapan haji sebesar Rp50.000-Rp100.000 setiap harinya. 


Penghasilan yang didapat dari menjual bakso pada hari-hari biasa dapat mencapai sekitar Rp400.000. Menurutnya, jika pada hari Minggu pendapatannya dapat meningkat dua kali lipat, maka menjadi Rp800.000. Setiap harinya, sekitar 400-500 tusuk bakso bakar terjual. Harganya bervariasi, antara Rp1.000 hingga Rp3.000 untuk setiap tusuk bakso bakar. Menyangkut persiapan untuk perjalanan haji, pedagang bakso berkeliling di Boyolali telah menyiapkan diri secara fisik dan mental, mempersiapkan uang saku dan mengambil bagian dalam program bimbingan haji. . Ketika saya menjalani ibadah haji kelak, bisnis jualan saya akan berhenti sejenak. Selain itu, istri saya pun tidak akan melanjutkan aktivitas berjualan karena pasti akan sibuk merawat sang bayi. Kami memiliki lima orang anak kami. Selama masa liburan, kami hanya menyediakan uang seperlunya saja. Dia berharap semoga tetap memadai. Di sisi lain, Novia Margaresa Silvi, 31 tahun, menganggap Luqman sebagai individu yang tekun dan berdedikasi dalam menabung setiap harinya setelah menjalankan usaha bakso bakar. 


Novia merasa sangat berterima kasih atas kekonsistenan suaminya dalam menabung, sehingga akhirnya mereka mendapatkan kesempatan untuk pergi haji. Meskipun Novia akan pergi berhaji dan menjaga lima anaknya, dia mengatakan bahwa ini bukan masalah karena dia sudah terbiasa melakukannya setiap hari. Tetapi, dia mengharapkan bahwa ketika sang ayah pergi ke Tanah Suci, anak-anaknya tidak  rewel. Dia mengisahkan bahwa anak sulungnya saat ini berada di kelas lima Sekolah Dasar sementara anak termuda masih berusia enam bulan. Ketika kami mendaftar untuk haji, kami baru saja menikah dan mengawali usaha bakso bakar kami. 


Dia mengucapkan rasa syukurnya karena rezeki yang dia terima berjalan dengan baik. Dia berharap bahwa suaminya kelak bisa menjalankan ibadah dengan lancar di Tanah Suci dan menjadi haji yang diridhoi. Ketika berada dalam aktifitas ibadah, Novia berusaha untuk memohon kepada Tuhan agar memberikan suaminya kesehatan yang baik, keberkahan dalam segala hal, serta menjaga keselamatannya hingga pulang ke rumah dengan selamat. 


Untuk diketahui, sekitar 875 calon haji yang berasal dari Boyolali akan melakukan perjalanan ke Tanah Suci pada tahun 2024 mendatang. Kecamatan Boyolali merupakan daerah asal paling banyak calon haji, sementara Kecamatan Juwangi memiliki jumlah calon haji paling sedikit. Taufiqur Rahman, Kepala Kemenag Boyolali, menginformasikan bahwa sebanyak 868 orang telah terdaftar sebagai calon jamaah haji reguler dan telah menyelesaikan pembayaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji. 


Tambahan enam petugas haji regional `PHD` dan satu individu Penyelenggara Ibadah Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (PIHKBIHU) diperhitungkan dalam jumlah tersebut. Dengan demikian, jumlah keseluruhan orang yang melakukan perjalanan haji dari Boyolali mencapai 875. Lebih dari 98% dari total orang yang telah melunasi pembayaran, sebanyak 868 orang, akan mengikuti bimbingan manasik. Tiga individu tidak dapat membayar tagihan mereka karena kondisi keuangan dan masalah kesehatan yang mereka alami. Ketika ditemui, dia menyatakan bahwa seharusnya jumlah calon haji reguler mencapai 871 orang. di Boyolali terdapat Asrama Haji Donohudan . 




Post a Comment

Silahkan Berikan Komentar Anda !

Previous Post Next Post

Contact Form