Sri Mulyani, Indonesia mengalami defisit sebesar Rp 93,4 triliun atau 0,41%

 

Sri Mulyani, Indonesia mengalami defisit sebesar Rp 93,4 triliun atau 0,41%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa hingga Juli 2024, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencatat defisit sebesar Rp 93,4 triliun, yang setara dengan 0,41%. 

Keseimbangan primer diperkirakan mencapai Rp 179,3 triliun pada Juli 2024. Menurut Sri Mulyani dalam paparan APBN KITA pada Selasa (13/8/2024), total defisit kita hingga Juli mencapai Rp 93,4 triliun atau 0,41% dari PDB, yang masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan target defisit tahun ini yang sebesar 2,2%. 



Sampai akhir Juli 2024, total pendapatan negara yang berasal dari pajak, bea cukai, PNBP, dan hibah mencapai Rp 1.545,4 triliun, yang merupakan 55,1% dari target tahun ini. Penerimaan ini mengalami pertumbuhan sebesar 4,3% dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan 4,3% ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan negatif yang terjadi bulan lalu." Sri Mulyani menyatakan bahwa pertumbuhan kinerja ini dipengaruhi oleh perubahan dalam penerimaan dari bea cukai dan bea keluar. 

Selanjutnya, anggaran belanja negara mencapai Rp 1.638,8 triliun, yang setara dengan 49,3% dari total pagu. Belanja ini mengalami peningkatan sebesar 12,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Seiring dengan perkembangan ini, dia mengamati bahwa perekonomian Indonesia, yang berpengaruh terhadap pergerakan APBN, masih terpengaruh oleh situasi global, terutama risiko resesi di Amerika Serikat. "Tentu saja, teman-teman merasakan dampak dari kondisi yang muncul akibat rilis data di AS yang menyatakan kemungkinan terjadinya resesi," ujarnya. 


Post a Comment

Silahkan Berikan Komentar Anda !

Previous Post Next Post

Contact Form